Kamis, 04 Februari 2016

Halo, Dunia



adalah BENAR apa yang ALLAH SWT firman-kan di dalam Al-Qur'an;
“karena sesungguh-nya bersama kesulitan itu ada kemudahan. 
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan” 
QS. Al-Insyirah(94):ayat 5 & 6 
...

Dua tahun yang lalu, atau tepat-nya di tahun 2013,
ada sebuah peristiwa yang kemudian menjadi akhir
dan awal bagi kehidupan saya selanjut-nya
...
Ia adalah Akhir,
adalah karena pada tahun itu sebagai penanda ber-akhir-nya cerita indah
sebuah rumah tangga yang sudah ber-langsung selama +/- 9 tahun lamanya.
Pernikahan yang [seharusnya] bahagia
dan ber-potensi menjadi keluarga yang samawa,
karena dalam perjalanannya,
rumah tangga itu di karunia-i amanah ALLAH
sebanyak tiga orang anak,
dua orang puteri
dan satu orang putra.
....
Pada masa itu
ber-CERAI bagi diri saya pribadi adalah sebuah MIMPI BURUK
yang rasa-nya tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan nyata saya,
karena saya bukan seorang pen-zina,
bukan seorang pemabuk atau penjudi
atau pemimpin yang lalai menerapkan kunci kunci IBADAH
dalam kepemimpinan rumah tangga
walau tidak begitu sempurna, inshaallah saya berusaha keras menjadi IMAM yang baik
paling tidak dalam be-rumah tangga
...
tetapi apa yang saya rasa tidak mungkin, akhirnya menjadi kenyataan
saya pun kemudian di GUGAT CERAI,
talak satu pun di jatuh-kan dan di baca-kan oleh pimpinan sidang
pengadil kasus yang sidang-nya TIDAK PERNAH saya hadiri sama sekali.
saya hanya menerima sepucuk surat yang isinya menyatakan bahwa
TALAK saya telah jatuh
innalillahi wa inna ilaihi rojiun
...
Mulut saya ber-kata TIDAK mengapa, saya tidak menyesal!
tetapi badan dan pikiran saya ber-tindak lain
Enam bulan lamanya saya mengalami pertentangan dan pertarungan jiwa yang sangat hebat,
saya mulai meninggal-kan ibadah ibadah yang biasanya saya lakukan,
dan seringkali saya berucap ALLAH tidak ADIL pada saya
saya hampir dinyatakan MANUSIA DEPRESI oleh lingkungan tempat saya tinggal.
Hingga sampai pada suatu hari ALLAH mem-buka-kan hati sesorang untuk menasehati saya,
agar ikhlas menerima kehendak-NYA.
Alhamdulillah, ternyata kasih sayang ALLAH itu masih ada
...
Tak sampai satu tahun lamanya, saya mulai bisa tenang menjalani takdir saya
walau acapkali menangis dalam sujud dan doa-doa saya,
ketika bayangan ketiga anak saya ter-lintas dalam pikiran.
karena SAYA merasa telah ber-buat DOSA kepada ke-tiga-nya,
saya kurang ber-JUANG lebih keras untuk per-TAHAN-kan rumah tangga saya,
karena ada beberapa pendapat yang menyalah-kan ke-TIDAK HADIRAN saya
dalam sidang gugatan perceraian tersebut,
....
tetapi itu-lah kisah saya
dan semua kesedihan itu sudah bisa saya lewati
setelah MEYAKIN-kan diri saya ber-kali kali,
bahwa peristiwa yang ter-JADI adalah sudah menjadi SKENARIO ALLAH,
dengan demikian saya harus patuh men-JALANI-nya,
karena itu-lah TUJUAN seorang MANUSIA di-lahir-kan ke muka BUMI ini,
yaitu untuk menjalani kehendak ALLAH.
...
dan pada ANAK tidak pernah dikenal kata MANTAN
SAYA percaya suatu ketika ALLAH akan memberi saya kesempatan
masa dan waktu
untuk men-jadi AYAH yang baik bagi ke-tiga-nya
...
It's THE BEGINNING of my life adventure, Insha ALLAH
...
dan Alhamdulillah saat ini saya telah ber-ISTRI kembali
yang sedang menanti kelahiran ANAK PERTAMA bagi istri
dan Insha Allah yang ke-EMPAT bagi saya
...
Padang 4th February 2016, bersama kesulitan itu ada kemudahan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox